Selasa, 09 Juli 2013

CARA PEMESANAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI

CARA PEMESANAN
CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI
QUICKBIRD, WORLVIEW-1, DAN WORLVIEW-2 (ARSCHIVE/SELECT TASKING)


Kirimkan AOI (Area of Interest) daerah/wilayah yang akan diorder dengan projection Geographic (Longitude/Latitude), UTM (disertai zonanya) mau pun kordinat center area.

SISTEM PEMESANAN ADA 3 MACAM:
1.    Sistem order langsung. Citra langsung dikirim dari DigitalGlobe Amerika dalam bentuk DVD. Order ini dikenakan biaya shipping USD 125. Lama pengiriman sejak pemesanan minimal 15 hari kerja. PPN 10% dari jumlah order.
2.    Sistem FTP. Data dikirim lewat FTP, nanti bisa kami (reseller) yang mendownload dan data dikirimkan ke konsumen berupa DVD. Lama pegiriman data 3-7 hari kerja sejak order. Order ini dikenakan biaya FTP sebesar USD 50. PPN 10% dari jumlah order.
3.    Sistem order langsung dan sistem FTP. Dimana system ini bias mendapatkan dua-duanya baik sistem order langsung  maupun sistem FTP. Order ini dikenakan biaya sebesar USD 150. PPN 10% dari jumlah order.

Keterangan:
§  Untuk Citra Archive (Quickbird, Worldview-1, atau pun worlview-2), Pemotratan lebih dari 90 hari harga per km2 adalah USD 16 dengan minimal order 25 km2.
§  Untuk Citra Archive (Quickbird, Worldview-1, atau pun worlview-2), Pemotretan kurang dari 90 hari harga per km2 adalah USD 25 dengan minimal order 25 km2.
§  Sedangkan untuk data citra Select Tasking (order foto terbaru) adalah USD 25 dengan minimal order adalah USD 2500 atau 100 km2.
§  Untuk pemesanan dalam jumlah besar, dimungkinkan ada potongan harga.

PERHITUNGAN HARGA (missal citra arsip):
Misal konsumen memesan citra archive dengan luas area 70 km2. Maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
§  Untuk  Sistem FTP
Order citra               : USD 16 x 70 km2 = USD 1.120
Biaya FTP                 : USD 50
PPN (10%)                : 10% x USD 1.120 = USD 112
Jadi total biaya order citra satelit (archive) dengan  luas area 70 km2 adalah USD 1.282
§  Untuk Sistem order  langsung
Order citra               : USD 16 x 70 km2 = USD 1.120
Biaya shipping       : USD 125
PPN (10%)                : 10% x USD 1.120 = USD 112
Jadi total biaya order citra satelit (archive) dengan  luas area 70 km2 adalah USD 1.357
§  Untuk Sistem order  langsung dan Sistem FTP
Order citra               : USD 16 x 70 km2 = USD 1.120
Biaya shipping       : USD 150
PPN (10%)                : 10% x USD 1.120 = USD 112
Jadi total biaya order citra satelit (archive) dengan  luas area 70 km2 adalah USD 1382

Keterangan
Besarnya shipping tidak tergantung kepada luas area yang diorder, tetapi untuk setiap kali transaksi.


Demikian penawaran, kalau ada pertanyaan bisa menghubungi kami.

Terima kasih atas kepercayaannya.

Salam
Marketing

Didi
PT. Onward Bladgoud Indonesia
Hp         : 081388533721
PIN BB : 223F2C54

Jumat, 16 Desember 2011

Quicklock Citra Worldview-02 Stadion World Cup 2010 Africa Selatan

 Ellis Park Stadium - Updated, June 18th - Johannesburg, South Africa

 Free State Stadium - Bloemfontein, South Africa

 Free State Stadium - updated, June 12th - Bloemfontein, South Africa

 Green Point Stadium - Updated, June 18th - Capetown, South Africa

 Loftus Versfeld Stadium - Updated, June 18th - Pretoria, South Africa

 Mbombela Stadium - Updated, June 16th - Nelspruit, South Africa

 Moses Mabhida Stadium - Updated June 16th - Durban, South Africa

 Nelson Mandela Stadium - Updated, June 15th - Port Elizabeth, South Africa

 Peter Mokaba Stadium - Updated, June 15th - Polokwane, South Africa

 Royal Bafokeng Stadium - Updated June 15th - Rustengburg, South Africa

Soccer City - Updated, June 18th - Johannesburg, South Africa

Sabtu, 04 Juni 2011

Badai Tornado di Alabama

Badai Tornado di Tuscaloosa, Alabama pada 27 April 2011 dapat kita lihat dari citra satelit resolusi tinggi natural color





Minggu, 03 April 2011

Pemanfaatan citra Quickbird dan Sistem Informasi Geografis untuk zonasi kerentanan kebakaran

Mengkaji ketelitian citra Quickbird dalam memperoleh parameter-parameter potensi kebakaran daerah perkotaan untuk menentukan tingkat kerentanan kebakaran permukiman. Mengestimasi potensi kebakaran berdasarkan parameter yang diperoleh dari citra Quickbird. Memetakan zonasi tingkat kerentanan kebakaran permukiman dengan bantuan Sistem Informasi Geografi. Metode yang digunakan, yaitu interpretasi visual citra penginderaan jauh. Data penginderaan jauh yang digunakan, yaitu citra Quickbird. Uji interpretasi citra Quickbird dilakukan dengan menggunakan metode Short, sedangkan pengolahan dan analisis data menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan cara pengharkatan (scoring), pembobotan, dan overlay sehingga menghasilkan zonasi kerentanan kebakaran permukiman. Data primer yang digunakan adalah Citra Quickbird, hasil survei lapangan, dan data sekunder dari instansi terkait. Variabel untuk zonasi kerentanan kebakaran permukiman dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama yaitu, variabel potensi kebakaran dan variabel ketersediaan fasilitas pemadam kebakaran. Variabel potensi kebakaran terdiri atas kepadatan bangunan rumah mukim, pola bangunan rumah mukim, jenis atap bangunan rumah mukim, lokasi sumber air, lokasi permukiman dari jalan utama, lebar jalan masuk, kualitas jalan, kualitas bahan bangunan, dan pelanggan listrik. Adapun variabel ketersediaan fasilitas pemadam kebakaran, yaitu fasilitas air hidran, fasilitas alat pemadam kebakaran ringan (APAR), alat pemadam kebakaran berat (APAB), dan tandon air. Permukiman yang rawan terhadap kebakaran, dicirikan dengan kondisi permukimannya merupakan daerah padat, dengan pola bangunan permukiman tidak teratur, lokasi permukimannya jauh dari jalan utama dengan kondisi lebar jalan masuk yang sempit, bahan bangunannya termasuk kategori non permanen sehingga agak mudah terbakar, banyak rumah yang tidak berlangganan listrik ke PLN sehingga dalam pemasangan listrik asal-asalan, tidak dilengkapi fasilitas APAR dan APAB, dan lokasinya jauh dari sumber air (sungai, danau), hidran, dan tandon air.

Senin, 21 Maret 2011

Analisis Citra Satelit Quikcbird untuk Kehutanan


Untuk tujuan menampilkan penutupan lahan yang aktual, pemanfaatan citra satelit digital sering digunakan. Citra satelit merupakan “foto bumi” yang dipotret oleh satelit. Dalam analisis ini digunakan citra satelit hasil pemotretan satelit Quickbird . Untuk bisa diinterpretasikan secara akurat, citra hasil pemotretan  satelit diproses melalui tahap pemrosesan awal (pre-processing), penajaman tampilan (display and enhancement) dan ekstraksi informasi (information extraction). Pemrosesan awal ditujukan untuk memperbaiki citra satelit dari kesalahan geometris, radiometris maupun atmosferis . Penajaman tampilan dimaksudkan untuk mempermudah interpretasi obyek-obyek yang diliput satelit. Hal ini biasanya sangat perlu apabila citra diinterpretasi secara manual atau visual. Penajaman ini dilakukan dengan memperbesar kontras tampilan sehingga mempertajam perbedaan antar obyek.  Ekstraksi informasi merupakan tahap akhir dari analisis citra satelit. Hal ini dilakukan baik secara visual dengan mengamati citra dan melakukan pembatasan obyek (delineasi) maupun secara digital dengan mengelompokkan pixel berdasar nilai spektralnya pada berbagai saluran (band). Klasifikasi secara digital diawali dengan memilih sampel pixel yang dianggap mewakili masing-masing kelas penutupan lahan yang dimaksud. Apabila pemilihan sampel ini dilakukan oleh peneliti maka disebut supervised classification, namun apabila pemilihan sampel pixel dilakukan oleh komputer dengan kaidah statistik maka disebut unsupervised classification. Pemilihan sampel ini menghasilkan  range kelas spektral yang digunakan untuk mengelompokkan semua pixel yang ada. Hasil pengelompokan ini adalah kelas-kelas penutupan lahan yang harus diuji  kesesuaiannya. Uji ini dapat dilakukan dengan mengecek hasil interpretasi dengan kondisi lapangan (ground check), maupun mengecek dengan data sekunder yang lain, misalnya peta atau foto udara. Setelah melalui cek kesesuaian, citra dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk menyusun peta tematik penutupan vegetasi.  Proses klasifikasi dilakukan menurut beberapa kriteria yang dikembangkan  Baplan Departemen Kehutanan (2001) dan Whitmore (An Introduction Tropical Rain Forest (1990) (Lampiran 4). Beberapa kriteria disesuaikan pula dengan data  ground  check selama pengamatan.